Rasulullah bersabda بَلِّغُوْا عَنيِّ وَلَوْ آيَةٍ “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.

Sang Pemberi Syafa'at Untuk Seluruh Umat '(Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam)'

  indoislamzone.blogspot.com

Pengertian, Syafaat berasal dari kata asy-sayafa’ (ganda) yang merupakan lawan kata dari al-witru (tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, tiga menjadi empat, dan sebagainya. Ini pengertian secara bahasa.

Sedangkan secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Saya adalah pemimpin semua orang pada hari kiamat". 

Tahukah kalian sebabnya apa?  

"Allah (Subhanahu wa Ta’ala) mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang akhir di suatu dataran tinggi. Mereka dapat dilihat oleh orang yang melihat dan dapat mendengar orang yang memanggil. Matahari dekat sekali dari mereka. Semua orang mengalami kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak mampu memikulnya"

Lantas orang-orang berkata, "Apakah kalian tidak tahu sampai sejauh mana yang kalian alami ini? Apakah kalian tidak memikirkan siapa yang dapat memohonkan syafaat kepada Rabb untuk kalian ?’ 

Lantas sebagian orang berkata kepada sebagian lain, ‘Ayah kalian semua, Nabi Adam (‘alaihissalam’).
Mereka pun mendatangi beliau, lalu mereka berkata, 
"Wahai Nabi Adam ! Engkau adalah ayah semua manusia. Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Allah (Subhanahu wa Ta’ala) juga memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud, sehingga mereka pun bersujud kepadamu. 

Di samping itu, Allah (Subhanahu wa Ta’ala) memberikan tempat tinggal kepadamu di surga. Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami? Bukankah engkau tahu apa yang kami alami dan sampai sejauh apa menimpa kami?’

Nabi Adam (‘alaihissalam) menjawab, 
"Sungguh hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, Dia melarangku akan suatu pohon, tetapi saya berbuat maksiat. Diriku, diriku, diriku. Pergilah ke selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh (‘alaihissalam).
Lantas mereka mendatangi Nabi Nuh (‘alaihissalam), lalu mereka berkata,
" Wahai Nuh ! Engkaulah Rasul pertama di muka bumi ini. Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah menyebut dirimu hamba yang banyak bersyukur. Bukankah engkau mengetahui apa yang sedang kita alami sekarang? Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami?"

Nabi Nuh (‘alaihissalam) menjawab,  
"Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya mempunyai suatu dosa mustajab yang telah saya gunakan untuk mendoakan kebinasaan pada kaumku. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Ibrahim (‘alaihissalam’)".
Kemudian mereka pun mendatangi Nabi Ibrahim (‘alaihissalam), lalu mereka bertanya, "Wahai Ibrahim ! Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah engkau telah mengetahui keadaan yang sedang kami alami?"

Lalu Nabi Ibrahim (‘alaihissalam) menjawab, 
"Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sesungguhnya saya pernah berdusta sebanyak tiga kali. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Musa (‘alaihissalam)".
Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa (‘alaihissalam), lalu mereka berkata,
"Wahai Nabi Musa! Engkau adalah utusan Allah (Subhanahu wa Ta’ala). Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah memberi keutamaan kepadamu dengan kerasulan dan kalam-Nya yang melebihi orang lain. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?.

Lantas Nabi Musa (‘alaihissalam) menjawab, 
" Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya pernah membunuh seorang manusia padahal saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Isa (‘alaihissalam’).
Setalah itu, mereka pun mendatangi Nabi Isa (‘alaihissalam), lalu mereka berkata, 
" Wahai Nabi Isa ! Engkau adalah utusan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Engkau dapat berbicara dengan orang-orang ketika masih dalam buaian. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?

Lantas Nabi Isa (‘alaihissalam) menjawab,
" Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.'Nabi Isa tidak menyebutkan dosa yang diperbuatnya'. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam)".
Lalu mereka mendatangi Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam), selanjutnya mereka berkata, 
"Wahai Muhammad ! Engkau adalah utusan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dan penutup para nabi. Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami ?"

Lantas Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) berangkat hingga beliau sampai di bawah Arsy. Kemudian beliau bersujud kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala). Lantas Allah (Subhanahu wa Ta’ala) ajarkan padaku pujian-pujian kepada-Nya serta keindahan sanjungan terhadap-Nya yang belum pernah Dia ajarkan kepada selain diriku. 

Lalu dikatakan, "Wahai Muhammad ! Angkatlah kepadamu. Ajukanlah permohonan, niscaya permohonanmu dikabulkan. Mohonlah syafaat, pastilah akan diterima syafaatmu". 

Selanjutnya Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) mengangkat kepala, lalu beliau berkata, "Ummatku, wahai Rabbku, umatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku !" 

Lantas dikatakan, "Wahai Muhammad! Masukkanlah umatmu yang tidak perlu dihisab dari pintu surga ke sebelah kanan. Mereka juga sama dengan orang-orang lain di selain pintu tersebut".

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Demi Dzat yang mengauasai diriku, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu dari beberapa daun pintu surga sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar atau antara Mekah dan Bushra”.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1.

Comments